menjadi Sarjana Kedokteran Hewan |
Aku dan Kakek sama-sama suka akan bacaan
& menulis. Hanya
bedanya, tulisan-tulisan beliau lebih ilmiah karena tuntutan profesinya. Itu karena banyak artikel-artikel
terutama dimajalah Hemera Zoa dan belum lagi karya-karya Ilmiahnya hasil dari Penelitiannya
selama di Veeartsenijkundig
Instituut / Lembaga
Kedokteran Hewan (sekarang Bbalitvet). Kakekku adalah Prof. DRH. R.
Djaenoedin, salah satu sarjana Indonesia tertua dalam Ilmu Kedokteran Hewan. Beliau pada 15 Agustus 1967 oleh
Pemerintah Republik Indonesia dianugerahi Bintang Jasa Kelas I bidang ilmiah
melalui Departemen Pertanian. Sejak thn. 1922
selama 20 tahun beliau menjadi anggauta Gemeenteraad Buitenzorg (DPRD sekarang)
mewakili Parindra dan berjuang untuk ´Kampoeng verbetering´, atau perbaikan
kampung seperti proyek MHT jamannya Ali Sadikin sewaktu menjabat Gubernur DKI
Jakarta.
Beliau bekerja di Veeartsenijkundig
Instituut di jaman Belanda, kemudian namanya diganti menjadi Balai Penyelidikan Penyakit
Hewan. Setelah kapitulasi Jepang, BPPH diteruskan oleh Pemerintah RI dan
Drh.Djaenudin diangkat menjadi kepalanya. Nama Badan itu kemudian diubah
menjadi Lembaga Pusat Penyakit Hewan (LPPH) dan sekarang menjadi Balai Besar Penelitian Veteriner (Bbalitvet). Hampir seluruh dedikasi hidupnya Prof. Drh.
Djaenoedin dicurahkan kepada ilmu kedokteran hewan dengan cara pendidikan,
penelitian dan penyuluhan untuk mempertinggi pengetahuan mencegah penyakit
hewan dan menyempurnakan kesuburan peternakan. Dalam hal
ini hasil karyanya ditulis dan dimuat didalam majalah “
Nederlands-Indische Bladen voor Diergeneeskunde ”.
( http://fkh.ipb.ac.id/index.php/karir-dan-alumni/data-alumni/1414-nivs-1910-1941 )
( http://fkh.ipb.ac.id/index.php/karir-dan-alumni/data-alumni/1414-nivs-1910-1941 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar